Ultimate magazine theme for WordPress.

Kemendikbud Mulai Melarang Baca Tulis Hitung, Mengapa?

379
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mulai mengingatkan kepada pihak-pihak sekolah TK (Taman Kanak-Kanak) yang ingin menerima murid baru. Kemendikbud berpesan agar belajar baca, tulis, dan berhitung (Calistung) untuk anak TK dilarang. Selain ke pihak sekolah, pesan ini juga disampaikan kepada pihak orang tua.
Ella Yulaelawati, selaku Direktur Pembinaan Pendidikan Anak Usia DIni (PAUD) mengatakan bahwa praktek beljar baca, tulis dan berhitung saat TK kurang tepat. Ini sama saja dengan mengajarkan anak berjalan tapi belum pada waktunya. Setiap anak mempunyai tingkat perkembangan yang khas yang tidak sama antar setiap anak.
 
Ella berharap TK sebaiknya kembali ke jalurnya sebagai lembaga pendidikan anak yang menyiapkan seorang anak untuk belajar mandiri, sehingga mereka siap untuk masuk ke jenjang SD.
Baca Tulis Hitung Calistung di TK dilarang
Banyak kejadian saat ini dimana jika anak masuk SD, biasanya takut bertemu dengan orang baru, bahkan selalu ditemani oleh orang tuanya. Inilah yang seharusnya diajarkan untuk tingkat TK. Kemandirian seperti memasang tali sepatu sendiri, ke toilet sendiri, serta bersosialisasi dengan orang-orang baru.

“Kalau sebatas dikenalkan angka satu, angka dua, itu masih wajar, tapi kalau sudah penjumlahan, perkalian, pengurangan dan pembagian, rasanya terlalu berlebihan untuk usia TK,” Ujar Ella

Ella menjelaskan ada banyak faktor yang menyebabkan anak-anak TK diajarkan Calistung, Pertama adalah minimnya sarana bermain atau alat permainan edukatif di sekolah.

“Karena tidak adanya sarana tersebut, otomatis tidak ada aktivitas, sehingga guru-guru mengajarkan calistung,”

Kedua adalah faktor orang tua murid itu sendiri. Permintaan ini terjadi karena kebanyakan sekolah-sekolah SD mensyaratkan setiap anak untuk bisa calistung.
You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.