Ultimate magazine theme for WordPress.

Ini Dia Manfaat Menggunakan Motor Butut

381
Sueb sudah ditemani oleh motornya selama lebih dari 17 tahun. Sampai-sampai anaknya memanggil motornya abang. Sueb bahkan sempat berseloroh,
“Kalo dia anak perempuan, dikit lagi ane kawinin dia!”
Meskipun motor tua itu sering ngerongrong, tapi dia setia mengantar Sueb kemana-mana. Pernah dia dibuat repot oleh motornya lantaran mogok ditengah jalan sepi sepulang ngaji. Karena tidak berhasil dikutak-katik, terpaksa Sueb berjalan mendorong motornya sejauh 5 Km, menuju rumahnya. Memang setiap hari, ada saja ulah motor tuanya. Seorang temannya menyarankan agar Sueb mengganti “si tua” dengan motor yang lebih baru. Tapi, Sueb tidak mau.
“Kenapa sih ente nggak mau mengganti dg motor baru? Motor ente itu sudah pantas masuk museum, sudah nggak layak jalan,” kata temannya.
“Pak, si butut itu sebaiknya dipensiunkan saja!” saran istrinya.
“Pak, mendingan “abang dijual ke tukang besi tua!” sindir anaknya.
Tapi Sueb bergeming. Dia bilang pada istri dan anaknya,
“Ada 2 alasan knapa bapak nggak mau menjual motor ini…”
“Alasannya apa tuh, pak?” tanya anaknya.
Ppertama , bapak bisa terus belajar sabar. Kedua, kalo naik “si tua” bapak selalu ingat Allah…”
“Kok gitu, pak?” tanya istrinya.
“iya, sepanjang jalan bapak terus berzikir dan berdoa agar si tua nggak mogok di tengah jalan” jawab Sueb kalem.
“Subhanallah”
Manfaat Motor butut
Gambar hanyalah Ilustrasi
**&**
Seorang teman pernah bercerita. Dia naik pesawat buatan anak negeri sendiri. Diatas ketinggian sekian ribu feet, dia merasa tidak nyaman, karena suara pesawat terdengar sangat berisik. Para penumpang jugatidak ada yang bicara. Semua diam, sibuk dengan pikiran dan perasaan masing-masing. Setelah mendarat, seluruh persendiannya terasa mau copot. Dia bilang pada temannya, yang juga jadi penumpang di pesawat itu.
“naik pesawat itu, bikin aku merasa dekat dengan Allah.”
Begitu juga mungkin yang dirasakan Sueb. Kalo dia berada di atas motor bututnya, dia merasa Allah begitu dekat dengannya. Karena sepanjang jalan dia selalu berdoa kepada Allah, memohon bantuan-Nya, agar si butut tidak mogok ditengah jalan sehingga perjalanannya tidak terhambat.
Cara seseorang memandang kehidupan sangat menentukan arah hidupnya kelak. Atau setidaknya akan membentuk pola dia bersikap. Sueb merasa asyik dengan motornya, walaupun bagi orang yang melihatnya, motor itu sangat merongrong dan hanya menyusahkan pemiliknya. Tapi dia berhasil keluar dari pandangan umum. Dia bisa melihat si butut dari dari sudut yang lain dan berbeda sama sekali, yaitu sebagai anugerah yang Allah berikan kepadanya. Jadi, sibutut bukan beban. Ini barangkali terdengar amat naif, tapi itulah kenyataannya.
Pandangan yang membalikkan suatu keadaan menjadi berbeda dengan “pengetahuan” umum hanya dimiliki oleh orang-orang yang berjiwa besar dan selalu memandang segala sesuatu dari kacamata baik-baik saja. Orang-orang yang berpikiran sempit tidak akan mampu sampai ke “maqam” itu. Apa sih enaknya motor butut?! Kerjaannya setiap hari ngerongrong terus, begitu orang beranggapan. Tapi, sueb mampu berpikir jauh, lebih canggih dari orang-orang yang melihat si butut sebagai sumber masalah. Sueb melihatnya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah Azza Wa Jalla, Tuhan Semesta Alam.
Mungkin saja pada awalnya sueb berdoa, sepanjang perjalanan, agar motor bututnya tidak mogok di tengah jalan. Tapi lama-lama doanya berubah menjadi zikir. Sepanjang perjalanan dia tidak lagi berdoa agar motor bututnya tidak mogok, tapi dia terus berdzikir, mengingat Allah. Dia hanya terus mengingat-Nya. Suatu ketika dia pernah terpikir, seandainya Allah memberinya motor yang bagus, mungkin dia tidak akan mengingat Allah sesering kalau dia berada di atas motor bututnya. Seandainya dia memiliki mobil mewah, mungkin dia tidak akan mengingat Allah sama sekali, karena Asyik menikmati kenyamanan di dalam mobilnya.
“Wallahu A’lam”

Dikutip dari Buku: Cinta Rasul Kok Gitu

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.