Lalu kamu sendiri, berapa jam yang kamu habiskan untuk bermain sosial media? Mulai dari bangun tidur yang kamu cek terlebih dahulu adalah gadget kamu, hingga menjelang tidur lagi. Asal ada koneksi internet, maka update di Sosial Media menjadi keharusan meski sekedar lihat-lihat saja, Stalking bahasa gaulnya.
Ada yang salahkah dengan penggunaan sosial media yang berlebihan?
Semua kembali kepada sang individu, untuk apa Sosial Media itu di gunakan. Banyak yang berhasil menggunakan Sosial Media. Sebut saja penjual-penjual online (Online Shop). Lalu kamu mungkin masih ingat dengan Shinta dan Jojo? Atau Penjual Pecel Cantik, Penjual Gethuk Cantik, Karyawan minimarket, Atau Hijaber Cantik Asal Korea? dan lainnya. Mereka bisa terkenal karena adanya Sosial Media.
Lalu, jika proporsi waktu penggunaan sosial media yang abnormal dapak negatifnya adalah membuat kita akan keteteran. Bisa saja 2 jam menggunakan sosial media seharusnya bisa kita manfaatkan untuk membaca buku, ibadah, ataupun mengerjakan tugas-tugas yang ada.
Loh, Bukannya saya juga membaca berita-berita penting melalui sosial media, bahkan lebih update daripada saya harus membaca buku atau koran? Memang benar, namun apakah yang kamu baca itu berita yang benar-benar berita atau berita yang mempunyai maksud dan tujuan tertentu? Menyerang individu misalnya, atau berita hoax. Disinilah dituntut kedewasaan dalam penggunaan sosial media.
Untuk itu kita dituntut untuk lebih bijak dalam bersosial media. Langkah-langkah yang bisa dilakukan adalah
Di Facebook, mungkin kita bisa memilih teman yang baik-baik, jika tak dikenal maka jangan di add friend atau di konfirm. Begitu juga di Twitter atau Instagram, cukup follow akun-akun yang benar-benar bermanfaat saja. Sosial media lainpun harus seperti itu. Cerdas memilih kawan dimaksudkan agar kita terhindar dari hal-hal negatif, Sebut saja kasus penipuan.
2. Cerdas memilih bacaan
Tidak semua hal yang di share di sosial media itu bisa dipercaya ke akuratan beritanya. Untuk itu harus benar-benar pintar memilah dan memilih bacaan yang benar-benar akurat. Jangan langsung share kejadian aneh yang kamu baca tanpa crosscheck kebenaran berita terlebih dahulu. Bisa saja kamu nge-share berita palsu yang nantinya malah kecipratan dosa. Jika kamu mendapati kawan kamu yang sering menyebar bacaan-bacaan fitnah, lebih baik kamu unfriend saja, kalau perlu di blokir. Mengapa? Karena apa yang kita baca akan berpengaruh pada cara kita berpikir
3. Cerdas dalam beretika
Coba kau bandingkan pergaulan kamu di dunia nyata dan dunia maya. Sebelum kamu memposting/mempublish sesuatu, berpikirlah sejenak, “Apakah di dunia nyata, saya akan berani mengatakan apa yang saya publish ini?” Jadi jangan sampai berkata kasar, menghina, fitnah, bahkan membuat postingan provokasi di dunia maya. Padahal kita tidak berani mengungkapkan di dunia nyata. Ingat kasus Haters Deddy Courbuzier? Ternyata saat dihadapkan dengan Deddy, dia malah merengek minta maaf, padahal di Sosial Media seakan menjadi Preman Pasar yang “Bagak”. Ternyata Bagak Kandang. Bahkan ada juga yang saking keponya dengan postingan-postingan yang seolah-olah video porno, di klik dan hasilnya, Malah Akun Facebook kita yang ngirim-ngirim spam.
4. Cerdas dalam membatasi Privasi
Ingatlah, apa yang kamu posting di sosial media akan dilihat dan dibaca semua orang. Bisa saja juga di share oleh sebagian orang. Jadi tidak semuanya harus di publish di sosial media. Bahkan kalimat-kalimat yang benar sekalipun ataupun photo-photo yang menurut kita aman pun masih bisa dipelintir dan dibelokkan oleh orang lain yang bisa merugikan kita.
Jadi, bijaklah dalam penggunaan sosial media. Jaga nilai-nilai positif, berhati-hati dalam penggunaannya. Karena tidak sedikit hubungan di dunia nyata akan renggang akibat cuitan kecildi sosial media.