Ultimate magazine theme for WordPress.

Afi Nihaya Faradisa, Gadis SMA Nan Cantik yang Benci Penyebar Hoax

324
Afi Nihaya Faradisa
Usianya masih belia, masih duduk di bangku SMA. Meski belia, gadis remaja bernama Afi ini mendadak terkenal. Satu tulisan yang diposting di akun fesbuknya hari ini menjadi viral. Jadi trending topik percakapan di jagad medsos. Media sekelas Tribun bahkan ikut memberitakan tulisan Afi.

Afi menulis tentang kedongkolannya melihat kondisi ruang medsos yang begitu ganas meracuni pikiran anak bangsa. Afi dengan cerdas mendeskripsikan situasi pergumulan dan pergulatannya atas realita dunia medsos yang terbelah tajam dalam polarisasi propaganda berita hoax penuh kebencian.

Membacanya renyah dan gurih. Adonan diksi kata berpadu pertanyaan kritis langsung dijawabnya sendiri menohok kebebalan kita. Ia rasanya datang untuk mewaraskan kembali akal sehat kita. Afi meramu kata kata nan lugas, mengalir menguliti kepandiran penyebar hoax. Ia melukiskan perasaannya sudah tahapan puncak kejenuhan.

Jenuh melihat berseliweran debat pro dan kontra. Ujungnya Afi memutuskan untuk bertapa selama sepuluh hari. Ia mengisolasi diri dari koneksi frekwensi internet. Ia marah dengan keadaan itu. Selama 10 hari bertapa, Afi berharap terbebas dari dunia gadget. Walhasil ternyata Ia tidak mampu memutus dunia yang telah dimasukinya.

Ia malah terseret dalam gelombang perang sengit melawan penyebar kebencian dan hoax. Afi memproklamasikan kembalinya dirinya ke kawah candradimuka unruk berperang melawan bandit propaganda hoax dan penyebar kebencian.

Membaca kata demi kata tulisannya bak seperti guru bijak mengubek ubek akal sehat kita. Selama ini kita merasa akal kita sehat dalam berdialektika. Jernih dan logis dalam berargumentasi.

Tiba tiba gadis belia Afi datang merontokkan kepongahan kita yang merasa matang dan dewasa dalam berpikir dan berakal. Ibarat pencuri yang tertangkap tangan tak bisa mengelak lagi. Kita terdiam tak bisa ngomong apa apa lagi. Tak bisa mengelak lagi. Tak bisa membantah lagi. Tak mampu ngeles lagi.

Dengan lugas Afi menghardik kepandiran para penyebar hoax dan para pembenci picik ini dengan mengutip Hadits dan peribahasa China dan Budha.

Jika tetap tidak bisa mengendalikan kemarahan? DIAM!
Setidaknya kemarahan kita tidak akan menjadi sebab kemarahan orang lain.
“Barangsiapa yang diam, dia selamat.” (HR. Tirmidzi no. 2501)
Bak pesawat tempur mengejar musuh dengan kecepatan supersonik, Afi memberondong kata dengan tajam langsung menukik.

Ia menulis, ada sebuah peribahasa Cina dan Hadits yang layak untuk kita renungkan. “Menyimpan dendam seperti meminum racun tapi berharap orang lain yang mati.”

Buddha pun berkata, “Anda tidak dihukum KARENA kemarahan Anda, Anda dihukum OLEH kemarahan Anda.”

Gelora energi Afi yang jengkel melihat dunia medsos yang penuh racun mematikan akal sehat, ditelanjanginya dengan kata pamungkas yang menohok langsung ke otak orang orang tidak waras itu.

Di akhir tulisannya dengan lantang Afi mendeklarasikan kembalinya dia pada perang dunia medsos yang kejam dan mengerikan ini. Perang propaganda abad 21.

“Dan aku tahu, memang ada saatnya memproteksi diri. Ada saatnya mempertahankan kenyamanan pribadi. Tapi bagiku, ada juga saatnya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi. Karena itu, aku tidak akan pergi dari sini.
Terimakasih adinda Afi untuk kerelaanmu menerima takdirmu melawan pembenci dan penyebar kebodohan.

Seperti kata orang bijak, banyak yang terpanggil tapi sedikit yang terpilih. Kamu adalah salah satu ksatria yang terpilih itu. Ksatria yang akan bertumbuh untuk mewaraskan bangsa.

Selamat dan sukses ya..Semoga cita citamu tercapai sekalipun waktumu banyak tersita melawan orang orang kurang waras…

Salam perjuangan
Birgaldo Sinaga

You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.