Keputusan kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam membuat kebijakan Ujian Nasional 2017 menemui polemik. Kebijakan tersebut adalah peserta didik yang mengikuti Ujian Nasional tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) boleh memilih 1 dari 3 mata pelajaran bidang untuk di ujikan. (Baca: Ujian Nasional Hanya Uji 4 Mata Pelajaran)
Baca Juga...!!!
Hal ini dikomentari sebagai blunder oleh Guru Besar Universitas Negeri Yogyakarta, Rochmat Wahab, berikut pernyataannya:
“Kemendikbud melakukan blunder, Anak IPA ya diuji semua mata pelajarannya. Begitu pulsa anak IPS maupun anak jurusan bahasa. Harus komplit,” Seperti yang BangApin kutip dari Batam Pos.
Jika aturan tersebut sudah final, maka evaluasi terhadap perkembangan siswa dibidangnya tidak maksimal. Ketika ada anak IPA memilih ujian Biologi, kemudian nilai totalnya bagus, belum bisa dikatakan anak itu bagus dalam IPA. Sebab nilai Fisika dan Kimianya belum tentu sebagus Biologi.
Rochmat melanjutkan, bahwa Kemendikbud sepertinya cenderung mendengar masukan dari kanan-kiri serta mengabaikan kepentingan siswa. Dia tidak sepakat jika hanya satu mata pelajaran saja sesuai penjurusan yang diujikan di UN.
Seharusnya, jika moratorium ditolak, seharusnya mendikbud menjalankan proses UN yang sudah ada selama ini tanpa mengotak-atik format yang sudah ada. Sebab format yang digunakan selama ini sudah baik namun yang perlu dilakukan adalah menekan tingkat kecurangan yang ada. (Batam Pos)