Ultimate magazine theme for WordPress.

Pengertian dan Penjelasan Satire dan Sarkasme

1,271
Menurut KBBI, Satire adalah suatu gaya bahasa yang dipakai dalam kesusastraan untuk menyakan sindiran terhadap suatu keadaan atau seseorang. Ungkapan Satire ini biasanya disampaikan dalam bentuk ironi, sarkasme, sindiran dan parodi.
Satire berbeda dengan Menghina/Penghinaan. Dalam KBBI sendiri, Menghina artinya merendahkan, memandang rendah, memburukkan nama baik orang. Dari dua hal diatas, Cukup sulit membedakan antara Satire dan Menghina, karena keduanya sama-sama membuat tidak nyaman dengan tingkatan yang berbeda. Jadi agak ngeri juga jika membahas menggunakan Satire tapi pembaca kita tidak paham itu Satire.
Lalu bagaimana dengan sarkasme?
Satire dan Sarkasme ini tidak  jauh berbeda, mempunyai karakter bahasa yang sama. Kalau ingin lebih memahami konsep dari Sarkasme atau Satire ini, silakan sering-sering melihat Stand Up Comedy. Komedian (Comika: Sebutan bagi seorang Stand Up Comody) sering menggunakan Satire dan Sarkasme ini, Menyindir keadaan sekitar bahkan diri sendiri.
Pengertian dan Penjelasan Satire dan Sarkasme
Pengungkapan Satire/Sarkasme lebih bisa dipahami saat diucapkan secara langsung, namun jika dalam konteks tulisan, maka resiko disalahpahami seorang pembaca sangat besar. Kembali ke penjelasan awal, mereka menganggap Satire ini sebuah penghinaan.
 
Contoh:

Dalam suatu kejadian dimana saat kamu punya rencana jalan sama pacar, dan dijanjikan ketemuan jam 19.00 malam, namun pacar kamu datang telat, lalu minta maaf. Apa yang kamu katakan?

“Sayang, nggak masalah kok kamu datang telat, 1 jam 2 jam aku rela nunggu, benar deh.”

Tapi saat kamu mengucapkan itu, kamu sedikit mengangkat dagu, lalu dengan mimik muka yang lain. Sudah ketebak itu adalah sebuah sindiran.
Dari contoh diatas, bisa dilihat teknik Satire/Sarkasme juga ditopong oleh intonasi suara, ekspresi muka serta gesture tubuh. cukup mudah mengenalinya.
Lalu bagaimana jika dituangkan dalam tulisan?
Kita ambil contoh:

“saat ini, naik kereta rel listrik di Jakarta sangat nyaman. ada pengamen-pengamen, dan anda tidak perlu kuatir dengan copet! apa itu copet? dompet anda cuma hilang secara ajaib, itu saja kok. dan masih ada pedagang asongan yang kadang dengan ramah berteriak-teriak dekat telinga anda. pokoknya menyenangkan, deh. anda harus mencobanya”

Ada dua pemahaman dalam kalimat itu:
  1. Naik kereta di Jakarta itu Nyaman dan Menyenangkan, atau
  2. Naik kereta di Jakarta itu Tidak Nyaman dan Tidak Menyenangkan.
Jelas kalimat Satire/Sarkasme dalam tulisan itu menimbulkan resiko besar. Syukur-syukur jika pemahaman pembaca mengerti dan paham maksud anda. Jika pembaca tulisan itu tidak teliti dalam mencerna tulisan anda, maka pendapat anda akan dianggap benar, padahal tujuan anda sebaliknya.
Ada yang mengatakan Satire dan Sarkasme hanya bisa dicerna oleh orang-orang cerdas. Anda setuju?

Sarcasm Is A Body’s Natural Defense Against Stupid

Sumber tulisan: yud1.csui04.net dengan pengeditan
You might also like
Leave A Reply

Your email address will not be published.